RSS

Watak.

Lagi cari-cari destinasi liburan untuk satu minggu lagi, tiba-tiba terbesit pertanyaan..

"Akan seperti apa aku kalau aku terlahir di keluarga yang kaya raya, yang melakukan apapun bebas tanpa berpikir tentang uang?"

Sebuah pertanyaan ke diri sendiri, sekaligus refleksi dan lahan untuk bersyukur dengan segala yang kupunya saat ini.
Ya, aku manusia biasa yang seringkali membandingkan rumputku dengan rumput tetangga yang selalu terlihat lebih hijau. Tidak pernah puas.
Aku selalu berpikir, betapa enaknya tidak memikirkan tentang uang ketika aku ingin sesuatu. Karena semua masalah saat ini sebagian besar berasal dari uang.

Mungkin bukan aku saja yang begini.

Pertanyaan itu membuat aku merefleksi diri. Bahwa if i born with silver spoon in my mouth, mungkin Olldry bukanlah Olldry yang sekarang.

Ya, aku adalah orang yang selalu memperhitungkan segala sesuatu. Bagaimana caranya apapun yang kulakukan; meski itu tidak tentang uang, dapat efektif dan efisien.
Selama aku hidup, aku tidak pernah berfoya-foya menghabis-habiskan uang. Meskipun saat itu aku punya lebih.
Karena menurutku, uang yang lebih itu bisa disisihkan dan dimanfaatkan untuk hal lain.
Sebuah contoh kecil, jika aku bisa makan di dekat kampus; ayam goreng crispy dengan sambal dan kol goreng, mengapa aku harus pergi ke seberang dan memakan ayam yang rasanya sama dengan harga yang lebih mahal?
Contoh kedua, jika aku bisa pergi ke suatu tempat lalu sekalian mengisi bensin atau mencucikan motor, mengapa harus besok?

Tapi..

Satu yang sangat sulit untuk aku disiplinkan; waktu. Entah mengapa, seringkali aku terlambat untuk memenuhi janji. Selalu ada saja hal-hal yang menghambatku untuk tepat waktu.
Entah itu hal-hal teknis, maupun hal-hal eksternal yang menuntutku untuk tidak datang tepat waktu. Sehingga tidak heran, aku selalu membuat teman-temanku menunggu ketika ada janji dengan mereka.
Selain itu juga, aku sering diharuskan menunggu seseorang begitu lama saat aku datang tepat waktu. Sehingga, aku berpikir bahwa akan lebih efektif jika aku datang terlambat juga daripada harus menunggu.
Aku minta maaf untuk itu.
😂

Kembali lagi ke pertanyaan awal..

Jika aku bergelimang banyak uang, mungkin saat ini aku sudah menjadi anak yang tidak efektif, tidak efisien, boros, dan tetap suka terlambat.

Sifat seseorang ditentukan sejak dia kecil. Hmm. Lebih tepatnya, watak seseorang.
Pepatah jawa bilang, "Lek watuk ancen iso diwarasno, tapi lek watek, gak bakal iso."
(Batuk memang bisa disembuhkan, tapi kalau watak, tidak akan bisa.)

Ya, begitulah.
Pesan moral dari tulisan ini, be proud of who you are. Rumput tetangga memang selalu lebih hijau, maka dari itu, warnai rumputmu dengan warnamu sendiri. Hijau tak selalu lebih bagus.
If you born poor, its not your fault. But if you die poor, its your mistake.

Akhiru kalam..
Wassalamualaikum. 😁

0 komentar:

Posting Komentar