RSS

Kue Coklat.

Selamat malam! Hehehehe

Malam ini saya sedang mencari-cari alasan untuk tidak mengerjakan tugas di H-2 masuk kuliah ini.
Cara saya untuk skip tugas hari ini adalah dengan membuat kue. Yeay!
Kuenya adalah kue coklat, yang menurut saya rasanya lumayan enak. Apalagi bagi penyuka coklat.

Di postingan kali ini saya akan share resep kue coklat yang menurut saya amat sangat mudah sekali. Awalnya, saya menemukan resep ini di facebook. Lalu saya explore sendiri agar lebih menarik. Saya baru mencoba resep ini satu kali, dan langsung berhasil.

Oke, langsung aja ke resepnya ya!

Alat:
- Panci untuk mengukus
- Loyang
- Mangkuk
- Garpu
- Sendok

Bahan:
1 butir telur
1 sdm gula pasir
3 bungkus Chocolatos bubuk
2 sdm tepung terigu
4 sdm minyak goreng
3 sdm air
1/4 sdt baking soda
3 buah Oreo, potong jadi dua
2 bungkus permen Chacha

Cara:
1. Kocok lepas telur dengan menggunakan garpu.
2. Tambahkan gula pasir, tepung terigu, Chocolatos, minyak goreng, dan air sesuai takaran.
3. Aduk hingga seluruh bahan tercampur.
4. Tambahkan baking soda.
5. Tuang adonan ke dalam loyang.
6. Siapkan panci untuk mengukus dan masukkan loyang berisi adonan ke dalam panci.
7. Sambil menunggu panci cukup panas, masukkan toping berupa Oreo yang sudah dipotong menjadi dua dan Chacha di atas adonan.
8. Tutup panci dan tunggu kurang lebih 30 menit.
9. Kue coklat siap dinikmati.

Mudah kan?

Kue coklat ini bisa diexplore sendiri sesuai selera, termasuk topingnya. Bagi yang kurang suka manis, bisa mengganti toping dan mengurangi gula. Seperti itu.
Ohya, saya disini menggunakan baking soda karena bahan adonan saya bersifat asam. Baking soda bersifat alkali, jadi lebih cocok dipakai di adonan yang sifatnya asam sehingga hasilnya bisa maksimal.
Untuk perbedaan baking soda dan baking powder bisa di cek disini.
Saya juga baru tau kok. Hehehe.

Sebenarnya, saya sudah punya keinginan mencoba resep ini dari beberapa hari yang lalu. Tapi baru terlaksana hari ini.
Emang sih, kadang terlampau malas untuk bertindak. Padahal kalau sudah dicoba, ya lega sendiri.

Baiklah. Saya mau lanjut nugas.
Selamat mencoba resepnya, ya! Semoga beruntung. :)


Pict: itu yang di bawah bukan gosong ya. Karena kuenya dikukus, jadi ada bagian yang lembab.

Suicide.

Media lagi booming soal kematian Jonghyun SHINee yang memutuskan untuk bunuh diri dan response tentang hal tersebut. Mulai dari simpati, empati, sampai hujatan.

Saya ada di pihak yang bersimpati.

Saya mengenal SHINee sejak saya masih kelas 5 SD. Dan Jonghyun merupakan salah satu member yang saya suka pada saat itu, setelah di Minho.
Saya melihat Jonghyun paling bisa dibedakan, dan sosok yang dewasa. Selain itu, dia juga memiliki suara yang merdu.

Saat mendengar kabar kematian Jonghyun, saya shock dan tidak percaya, seperti orang-orang lain yang mengenalnya. Saya tidak menyangka hal tersebut akan terjadi.
Timeline LINE saat itu mendadak ramai saat kabar kematian menyeruak. Begitu pula Twitter. Kpopers menyampaikan bela sungkawa dan rasa tidak percaya di postingan mereka, snapgram, dan kolom-kolom komentar di berita seputar Jonghyun.
Tak jarang ada beberapa dari mereka yang menangis untuk Jonghyun dan tak berhenti.
Hal ini terjadi hingga beberapa hari hingga tiba hari prosesi pemakaman Jonghyun.

Sebelum pemakaman, saya masih tidak percaya dan membaca berita terus menerus. Hingga akhirnya saya melihat video prosesi pemakaman yang menurut saya sangat memilukan.
Hati saya teriris ketika melihat kawan-kawannya menangisi kepergiannya dan beberapa dari mereka yang menahan tangis mencoba kuat, hingga akhirnya menangis lebih keras.
Selain itu juga, postingan Instagram kawan-kawan Jonghyun di SMTown yang menyampaikan kesedihan mereka.

Saya berpikir...

Bahkan seorang Jonghyun SHINee yang notabene dicintai oleh banyak orang-pun pernah merasa depresi dan merasa tidak diinginkan di dunia ini.

Saya merasa pernah berada di posisinya. Meskipun saya tidak sampai depresi hingga commited suicide. Namun apa yang terjadi pada Jonghyun merupakan hal yang marak di kehidupan zaman sekarang.
Banyak orang mengaitkan ini dengan masalah agama. Menurut saya memang mungkin. Tapi bukan berarti mereka bisa judge Jonghyun dari sisi agamanya.
Ada pula yang berkata bahwa ini adalah Seasonal Affective Disorder (SAD), penderita akan merasa galau dan sensitif saat musim gugur hingga musim dingin tiba.

Dari berita yang saya baca, sebelum memutuskan untuk bunuh diri, dia telah berusaha meyakinkan dirinya untuk apa yang akan dilakukan dengan mengirimkan kode-kode. Namun, tidak ada yang peduli.
Dia benar-benar merasa sendirian saat itu.
Seandainya saat itu dia berada diantara orang-orang yang peduli dengan dia, mungkin hal ini takkan terjadi.
Tapi tidak ada yang bisa disalahkan dalam hal ini, karena pada akhirnya ini merupakan pilihan Jonghyun untuk mengakhiri sakitnya.

Nah.

Sekarang, giliran saya mau curhat.

Saat saya hampir depresi dan tertekan, saya berusaha sekuat tenaga untuk menyingkirkan pikiran-pikiran yang dapat membuat saya depresi. Saya merasa tidak ada orang lain yang dapat menolong saya, hanya diri saya sendiri yang mampu menolong saya.
Saya tertekan karena keadaan saya saat ini monoton, saya tidak punya sesuatu untuk dibanggakan. Sedangkan teman-teman saya telah berhasil menjalani hidup mereka dan menjadi manusia yang produktif.
Saya telah berusaha, berulang kali, mencari sesuatu untuk saya lakukan. Tapi tak ada yang mampu membuat saya senang dan kontinu.
Lalu saat hal itu terjadi, saya melihat teman-teman saya dan menjadi tertekan lagi. Lalu, saya mencari lagi. Terus mencoba meskipun keluar dari rasa tertekan karena ketakutan saya sendiri ini rasanya sangat sulit.
Dan siklus ini terjadi terus-menerus.

Saya bersyukur karena saya masih punya keluarga di sekitar saya, dan teman-teman serta orang terdekat yang tidak pernah bosan mendengar celotehan tidak penting saya. Keberadaan mereka di sekitar saya adalah salah satu penyemangat saya untuk tidak depresi dan merasa berharga.

Mungkin cerita saya dan Jonghyun berbeda, karena saya tidak mengalami depresi seberat dia. Apa yang saya alami masih bisa dihandle, meski sampai sekarang saya pun masih berusaha agar bisa keluar dari pikiran-pikiran buruk tersebut. Bukan berarti saya sedang depresi ya, hahaha. Hanya sedikit tertekan, sepertinya.
Saya bersyukur masih diberi kesempatan untuk berpikir, karena depresi adalah keadaan yang sangat mengganggu, terutama ketika sendirian.
Saya pun yakin, saya bukan satu-satunya orang yang sering dihujani pikiran buruk tentang diri sendiri. Mungkin saja kalian, atau orang-orang di sekitar kalian.
Mencoba peka dengan lingkungan sekitar saya kira bukan hal yang merugikan untuk dilakukan, bukan? Bantulah diri Anda, orang-orang di sekitar Anda. Karena sekecil apapun kehadiran Anda, mungkin akan sangat berguna di mata mereka.

Untuk Jonghyun, semoga ia tenang disana dan tersenyum bahagia terlepas dari fana dunia, serta melihat banyak orang yang mencintainya. Semoga hal seperti ini tidak terjadi lagi.
Bagi orang-orang yang depresi atau hampir depresi, sadarilah kamu berguna dan banyak yang menyayangi kamu. Jangan menutup mata dari mereka, karena mereka-lah yang dapat membuatmu kuat.
Coba pergi keluar, cari mereka-mereka yang mencintaimu dan buat dirimu melebihi depresi yang mampu mengganggu.

Selamat berjuang! :)

Batu, 22 Desember 2017.
Ohya, sekarang hari Ibu. Selamat hari ibu, semuanya!

Teman 1.0

Saya sebut dia teman.

Teman adalah seseorang yang saya percaya untuk berjuang bersama, tanpa menjatuhkan satu sama lainnya.
Mereka yang saya bantu ketika wajahnya tak secerah biasanya.
Mereka yang membantu saya ketika keadaan menyulitkan.

Teman.
Lika-liku hidupmu memang kejam, hingga kau lupa siapa yang kau jatuhkan.
Mereka yang tak sekuat kau, yang tak tahu bahwa hidup sekeras itu.

Teman.
Terimakasih, telah mengajarkanku sebuah lika. Dan telah memberiku liku.
Bahwa kebaikanmu tak harus kupuja hingga aku lupa bahwa kau bisa menikamku kapan saja.
Sungguh.
Tak pernah sekalipun aku memiliki saing, karena aku akan selalu kalah.

Namun tidak sekarang.

Mari, berjuang.

Batu, 16 Desember 2017.
Persetan dengan juara, baikmu buahkan lara.